Proyek StAR dari Pandangan Seorang Shark Nanny oleh Kyra Wicaksono
Bagi pembaca yang mungkin pernah bertanya bagaimana saya dapat memiliki pekerjaan terkeren se-dunia, seorang shark nanny, ini cerita saya:
Saya besar di kota Jakarta, kota terpadat di Indonesia, dengan akses yang sangat minim untuk mengunjungi laut atau pantai. Oleh karena itu, saya mudah terkesima saat menyaksikan kehidupan liar melalui televisi. Keinginan untuk melihat keanekagaraman alam secara langsung mendorong saya untuk mendaftar ke Departemen Biologi, Universitas Indonesia. Titik penentu dalam perjalanan studi saya terjadi pada mata kuliah Ekologi Laut. Kursus ini mengharuskan saya untuk melakukan survei di Pulau Pari dengan cara snorkeling. Buruknya kualitas perairan di laut Jakarta menghalangi saya untuk melihat kehidupan bawah laut, sehingga saya memutuskan untuk mengambil lisensi selam. Singkat cerita, setelah menyelesaikan studi, saya bergabung dengan Misool Foundation pada 2018 sebagai intern, sebelum kemudian menjadi staf riset pada tahun berikutnya.
Perkenalan saya dengan Proyek StAR terjadi pada November 2021, ketika sedang melakukan Baited Remote Underwater Video (BRUV) untuk meneliti keragaman hiu dan pari di Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Misool Selatan. Mengetahui minat besar dan pengalaman saya dalam konservasi hiu dan pari, Manager Dive Center di Misool Resort yang juga teman baik, Kiki, menghubungi saya terkait kesempatan ini. Pada saat itu, Proyek StAR masih dirahasiakan dan belum dikenal sebagai ReShark. Kiki kemudian menanyakan ketertarikan saya untuk peran akuaris hiu atau shark nanny di Misool. Saya dulu berpikir “ini adalah jabatan teraneh untuk dituliskan di CV” tapi tentunya, saya langsung menerima. Kesempatan untuk menjadi bagian daripada proyek inovatif repopulasi hiu, yang pertama dari sejenisnya, merupakan keistimewaan yang luar biasa.
Langkah berikut dari perjalanan saya adalah mendapatkan pelatihan selama satu bulan di Jakarta Aquarium dan Safari (JAQS) pada Maret 2022, program yang melatih para shark nanny untuk Proyek StAR di Misool dan Kri. JAQS mengembangkan kurikulum komprehensif, mengkategorikan prosedur ke empat kelompok utama, yaitu husbandry, water quality, life support system (LSS), dan veterinary.
Video: “…pelatihan selama sebulan di Jakarta Aquarium and Safari (JAQS) bulan Maret 2022”: https://www.youtube.com/watch?v=LLPQ6DqU1Ds&t=10s
Program ini bertujuan untuk membekali para shark nanny berbagai keterampilan yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada, mengamati hiu belimbing dan memenuhi kebutuhan nutrisinya, memantau dan memastikan lingkungan yang kondusif bagi setiap tahap kehidupan hiu, menguasai instalasi sistem dan pemeliharaan peralatan, menerapkan teknik penanganan hiu sesuai prosedur, serta mengumpulkan sampel biologis. Target keseluruhan dari pelatihan ini adalah untuk mengembangkan keahlian yang melampaui tugas-tugas rutin, serta mempersiapkan peserta untuk variasi tanggung jawab yang dibutuhkan Proyek StAR. Tentunya, para nannies memiliki peran penting dalam menjalin hubungan dengan mitra global dan memfasilitasi program edukasi untuk turis mancanegara dan juga komunitas lokal. Maka, kemampuan berbahasa Inggris yang baik diperlukan untuk berkomunikasi secara efektif.
Pasca pelatihan di JAQS, kami berhasil membangun nursery Misool hanya dalam delapan hari. Video pembangunan nursery, https://www.instagram.com/reel/C2nxYCryK4A/.
Saya kemudian kembali mendapatkan pelatihan kerja di nursery RARCC, Kri, selama satu bulan di bawah bimbingan Leah Neal dan Jack Jewell dari tim husbandry internasional. Dalam jangka waktu tersebut, kami menyambut pengiriman telur hiu pertama dari SEA LiFE Sydney Aquarium dan Shark Reef Aquarium at Mandalay Bay.
Video pengiriman telur pertama di nursery Kri, https://www.youtube.com/watch?v=XPYNuTHWjfU.
Anda tau bagian apa yang menjadi sorotan? Kami berhasil merekam proses menetasnya hiu belimbing pertama kami, Mali, yang juga menjadi hiu keempat yang dilepaskan selama proyek ini. Setelah Mali dilepaskan, kami disibukkan dengan kegiatan mengunduh data dari 15 akustik yang terpasang di sekitar Misool Marine Reserve.
Video pelepasan Mali – https://www.instagram.com/reel/Cn6OgTVujk-/
Sampai di titik ini seringkali membuat saya teringat masa lalu ketika orang tua saya masih ragu dengan keputusan saya untuk berangkat ke Misool.
Sejujurnya, saya baru memberi tahu mereka seminggu sebelum berangkat. Meminta maaf lebih mudah daripada meminta izin, bukan? Ha ha ha. Setelah enam tahun terbiasa melihat saya di rumah hanya tiga kali setahun, mereka menjadi orang tua yang sangat bangga. Mereka bahkan bercanda menyebut diri mereka sebagai “shark grand-nannies“.
Di mana saya sekarang? Dengan bahagia masih berada di Misool Resort untuk memelihara 10 telur hiu yang baru saja dikirimkan oleh tim Cairns Marine di Australia, pengiriman telur TERBESAR selama proyek ini berlangsung. Saat ini, Proyek StAR memiliki enam shark nanny: Di nursery Kri terdapat Shannon (Pekanbaru), Dolly (Sorong), Mary (Manokwari) dan Clara (Makassar), serta Agi (Jakarta) ditempatkan di Misool bersama saya.
Video pengiriman telur terbesar, selama ini, dari tim Cairns Marine di Australia: www.instagram.com/reel/C1tU8hjPwa1/
Selain memberikan harapan yang besar untuk populasi hiu belimbing di Raja Ampat, saya yakin proyek ini juga dapat membawa dampak yang baik bagi para nanny. Julia, mantan nanny proyek StAR di Kri, sedang mengejar gelar masternya di Texas A&M University, meniliti efek parameter air terhadap pertumbuhan anak hiu belimbing di akuarium dibandingkan dengan nursery kami. Selain itu, saya juga bercita-cita untuk memperdalam pengetahuan saya di bidang konservasi laut sesegera mungkin, karena proyek ini dapat memberikan kesempatan untuk terus berkembang.
Apakah anda tertarik untuk menjadi bagian dari tim kami dan berkesempatan untuk merawat bayi hiu belimbing yang menggemaskan selagi memulihkan populasinya? Saat ini, Proyek StAR sedang membuka lowongan shark nanny dan intern bagi para Warga Negara Indonesia (WNI). Untuk informasi lebih lanjut terkait kesempatan tersebut, silahkan kunjungi situs kami di www.reshark.org/opportunities.
Kyra mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh rekan dan pendukung StAR project, dengan ucapan khusus kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat (Prof. Charlie Heatubun beserta tim BRIDA) untuk kesediaannya memimpin proyek pelopor, rekan kami di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk dukungannya yang memungkinkan pengiriman telur hiu belimbing yang sangat berharga, dan tentunya kepada akuarium yang menghasilkan telur-telur ini. Terima kasih juga disampaikan untuk seluruh pendukung kami (www.reshark.org/about) untuk kontribusi finansial yang menjadikan mimpi untuk memulihkan populasi hiu belimbing di Raja Ampat, sebuah kenyataan!