Sistem Patroli Masyarakat di Raja Ampat Menjadi Contoh Pengembangan Sistem Pengawasan Laut di Bali
Sistem Patroli Masyarakat di Raja Ampat Menjadi Contoh Pengembangan
Sistem Pengawasan Laut di Bali
Text: Wida Sulistyaningrum/Conservation International
Photos: Nikka Amandra Gunadharma/Conservation International
Bali selain terkenal sebagai tempat wisata, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran bagi banyak orang di Indonesia, ksususnya Papua. Selama ini banyak pelatihan dan juga studi banding dilakukan di Bali. Pengembangan pariwisata bahkan model pembangunan mencontoh Bali, tapi tidak untuk yang satu ini. Tanggal 12 – 15 Agustus 2014, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bali membuat Pelatihan Penegakan Hukum dan Monitoring Sumber Daya Laut bagi Tim Pokmaswas se-Bali yang salah satu materinya adalah Berbagi Pengalaman Penerapan Sistem Patroli Masyarakat di Raja Ampat.
Kris Thebu, staf CI dan juga masyarakat asli Raja Ampat yang membangun sistem Patroli Masyarakat di Raja Ampat, berbagi tantangan dan cerita sukses dalam membangun sistem Patroli Masyarakat di Raja Ampat. “Saya merasa bangga karena biasanya kami belajar dari Bali tapi sekarang orang Bali yang belajar dari kami”, kata Kris Thebu. Dalam pelatihan ini Tim Pokmaswas dari Provinsi Bali mendapatkan ilmu baru mengenai pencatatan data pengguna sumber daya laut atau resource use monitoring (RUM). Selama ini Tim Pokmaswas hanya menindak pelanggaran yang mereka temukan di laut, tetapi tidak ada pencatatan yang jelas tentang para pelanggar dan pengguna sumber daya laut lainnya. Dengan keterampilan baru yang dipelajari, Tim Pokmaswas di Bali diharapkan bisa mengetahui perairan laut yang secara intensif dimanfaatkan oleh nelayan atau pun pengguna sumber daya laut lainnya.