Perkuat Perlindungan di Wayag, Pengelola Kawasan Gandeng Guru Sekolah Dasar dan Pengasuh Sekolah Minggu Selenggarakan Pendidikan Lingkungan Hidup, dilaporkan oleh: Bertha Matatar*, ditulis oleh: Nikka Gunadharma**
Waisai, 25 Agustus, 2022. Pada bulan Mei lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mensosialisasikan hasil kajian jangka panjang di laguna Wayag yang menyatakan bahwa wilayah tersebut merupakan habitat pembesaran pari manta karang (Mobula alfredi) pertama, yang berhasil diketahui, di dunia. Sebagai informasi, laguna Wayag merupakan bagian dari Kawasan Konservasi (KK) Waigeo Sebelah Barat.
Menindaklanjuti temuan penting tersebut, Satuan Kerja (Satker) Raja Ampat dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang*** selaku pengelola kawasan berkolaborasi bersama mitra-mitra pembangunan dalam menyelenggarakan pelatihan untuk edukator (training of trainers atau ToT) Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dari dua kampung, Salio dan Selpele, di Distrik Waigeo Barat, Kabupaten Raja Ampat.
Sebagaimana diketahui, kedua kampung tersebut merupakan kampung terdekat sekaligus pemangku adat bagi laguna Wayag maupun pulau-pulau kecil yang berada di sekitarnya, dan dalam kesempatan kali ini Satker Raja Ampat dari BKKPN Kupang menggandeng Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan KK di Perairan Kepulauan Raja Ampat****, Yayasan Penyu Papua (YPP)*****, dan Konservasi Indonesia (KI)******, dengan menyelenggarakan ToT PLH di Pos Bantu Wayag pada tanggal 23 hingga 25 Agustus 2022.
Aji Nugroho, (Calon) Pengelola Ekosistem dan Pesisir Ahli Pertama (PELP) dari BKKPN Kupang Satker Raja Ampat menyatakan bahwa kegiatan ini bersesuaian dengan komitmen serta tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) pengelola kawasan. Aji juga menambahkan, “Kegiatan ini sangat mendukung pelestarian lingkungan di (Pulau) Kawe dan Wayag (yang tidak) hanya diperuntukkan bagi orang tua saja, tetapi juga anak-anak sebagai generasi penerus pelestari lingkungan.”
Kegiatan tiga-hari tersebut berhasil melatih lima tenaga pengajar sekolah dasar di kampung-kampung Salio dan Selpele, serta lima pengasuh sekolah minggu dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Maranatha di Kampung Salio dan tiga pengasuh sekolah minggu dari GKI Laharoi di Kampung Selpele.
BLUD UPTD Pengelolaan KK di Perairan Kepulauan Raja Ampat selaku penyelenggara teknis kegiatan pemantauan di Wayag, melalui Staf Data dan Informasinya, Allan Fredrik Ramandey, menyatakan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru dan pengasuh sekolah minggu sebagai garda terdepan pendidikan. Selain memberikan (materi-materi) pendidikan sekolah kepada siswa-siswi sekolah dasar, mereka juga kini dapat memberikan materi-materi PLH kepada siswa-siswi didiknya.”
Usai pelatihan intensif, edukator-edukator PLH tersebut segera ‘diterjunkan’ ke kampung-kampung Salio dan Selpele pada tanggal 26 Agustus 2022. Siswa-siswi sekolah dasar di kedua kampung tersebut diajak belajar dan bermain dengan materi-materi seperti ekosistem penting di pesisir serta ancaman dan pengelolaannya, kawasan konservasi perairan di Raja Ampat, keunikan Kawe-Wayag sebagai kawasan konservasi, laguna wayag sebagai rumah bagi pari manta dan hiu, serta materi mengenai penyu.
Salah satu fasilitator, Muhamad Izuan yang sehari-hari bekerja sebagai Bird’s Head Seascape (BHS) Manta Ray Science and Management Coordinator untuk KI, menegaskan, “Terkenal dan cantiknya laguna Wayag sebagai destinasi wisata berpotensi memberikan dampak negatif bagi anakan pari manta karang, karena itu pengelolaan pariwisata antar pemerintah bersama-sama masyarakat harus ditingkatkan untuk melindungi dan menjaga laguna sebagai daerah pembesaran pari manta.” Izuan juga menambahkan bahwa informasi mengenai laguna Wayag harus disebarluaskan supaya orang lain tahu dan akhirnya bersama-sama menjaganya.
Yayasan Penyu Papua (YPP) sebagai salah satu mitra pembangunan juga urun tenaga dan pikiran dalam rangkaian kegiatan. Sebagaimana diketahui, pulau-pulau Piay dan Sain/Sayang, yang berdekatan dengan laguna Wayag, merupakan habitat penting, yaitu tempat peneluran, bagi penyu hijau (Chelonia mydas).
Koordinator Komunikasi dan PLH dari YPP, Gayus A. Raunsai, menilai bahwa pelatihan-pelatihan semacam ini sangat penting, dan dapat juga dilakukan di beberapa kampung di Raja Ampat agar PLH ini tidak putus dan dapat terus diselenggarakan, seraya menambahkan, “Guru-guru dan pengasuh-pengasuh sekolah minggu dibekali ilmu pengetahuan terkait perlindungan terhadap penyu yang populasinya sudah mulai berkurang, (kini) mereka dapat melanjutkan pengajaran untuk pelestarian penyu kepada masyarakat dan siswa-siswi didik mereka.”
* Bertha Matatar adalah Bird’s Head Seascape (BHS) Capacity Building Coordinator untuk Konservasi Indonesia.
** Nikka Gunadharma adalah Raja Ampat Communication and Outreach Coordinator untuk Konservasi Indonesia.
*** TENTANG BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KUPANG
Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang merupakan sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah –dan bertanggung jawab kepada, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (DIRJEN PRL) Kementerian Kelautan Perikanan Republik Indonesia. Tugas utama dari BKKPN Kupang adalah melaksanakan pemangkuan, pemanfaatan, dan pengawasan kawasan-kawasan konservasi yang berada di bawah kewenangannya, yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya kelautan dan lingkungannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wilayah kerja dari BKKPN Kupang mencakup: Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu; Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra, Gili Meno dan Gili Trawangan; TWP Kapoposang; Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Aru; TWP Padaido; TWP Laut Banda; Kawasan Konservasi Raja Ampat (Catatan: Kawasan ini berbeda dengan kawasan-kawasan yang dikelola oleh BLUD UPTD Pengelolaan KK di Perairan Kepulauan Raja Ampat), dan; Kawasan Konservasi Waigeo sebelah Barat.
**** TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PENGELOAAN KAWASAN KONSERVASI DI PERAIRAN KEPULAUAN RAJA AMPAT
Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi (KK) di Perairan Kepulauan Raja Ampat adalah sebuah unit pelaksana teknis yang berada di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Papua Barat, dan berwenang atas upaya-upaya pengelolaan terhadap enam kawasan konservasi perairan yang berada di perairan Raja Ampat. Enam KKP yang menjadi wilayah kelola dari BLUD UPTD Pengelolaan KKP Kepulauan Raja Ampat Provinsi Papua Barat adalah: Area I Kepulauan Ayau-Asia; Area II Teluk Mayalibit; Area III Selat Dampier; Area IV Perairan Kepulauan Misool; Area V Perairan Kepulauan Kofiau-Boo, dan; Area VI Perairan Kepulauan Fam. Keterangan lebih lanjut mengenai BLUD UPTD Pengelolaan KKP Kepulauan Raja Ampat dapat dilihat melalui www.kkprajampat.com (Bahasa Indonesia) atau www.rajaampatmarinepark.com (Bahasa Inggris).
***** TENTANG YAYASAN PENYU PAPUA
Yayasan Penyu Papua (YPP) adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada pelestarian penyu di Papua dan Papua Barat. Visi YPP adalah “Melindungi dan melestarikan berbagai proses ekologis dan/atau unsur lingkungan hidup yang penting serta sistem-sistem yang menunjang keberlanjutan kehidupan penyu.” Salah satu fokus pekerjaan YPP di Raja Ampat berada di Pulau Piay dan Sain/Sayang, yang merupakan tempat peneluran bagi penyu hijau.
****** TENTANG KONSERVASI INDONESIA
Konservasi Indonesia merupakan yayasan nasional yang bertujuan mendukung pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan di Indonesia. Kami percaya akan pentingnya kemitraan multipihak yang bersifat lintas sektor dan yurisdiksi untuk mendukung pelestarian lingkungan di Indonesia. Bermitra dengan Pemerintah dan para mitra, kami merancang dan menghadirkan solusi inovatif berbasis-alam serta pendekatan strategi pengelolaan bentang alam dan bentang laut yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan dampak positif dalam jangka panjang bagi masyarakat dan alam Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: www.konservasi-id.org.