Laguna Wayag di kepulauan Raja Ampat, Papua, adalah tempat ikonik yang terkenal dengan gugusan pulau-pulau karst yang megah menjulang tinggi. Keunikan dan keindahan alamnya telah menarik banyak wisatawan dari seluruh dunia.
Namun tidak banyak orang yang tahu bahwa selain keindahan alamnya, Laguna Wayag memegang peran penting untuk kelangsungan populasi pari manta karang, spesies yang secara global dimasukkan dalam kategori spesies rentan kepunahan.
Penelitian saya dan tim yang terbit pada 2020 mengungkap perairan Raja Ampat sebagai habitat penting bagi populasi pari manta terbesar di Indonesia.
Selanjutnya, penelitian terbaru kami membuktikan Laguna Wayag sebagai habitat penting bagi anak-anak pari manta karang untuk tumbuh besar.
Pari manta merupakan ikon pariwisata bahari yang menjadi penggerak ekonomi Raja Ampat. Untuk melindungi pari manta sekaligus mengembangkan pariwisata bahari berbasis spesies, pemerintah Kabupaten Raja Ampat pada 2012 melarang penangkapan hiu dan pari manta di seluruh perairan Raja Ampat.
Keberadaan anak-anak pari manta karang di Laguna Wayag semakin memperkuat status kawasan ini sebagai ikon pariwisata Raja Ampat. Keberadaan mereka dapat membuat wisatawan semakin antusias untuk datang ke Raja Ampat.
Kunjungan wisatawan ke Laguna Wayag diperkirakan terus meningkat seiring dengan pulihnya pariwisata pasca pandemi COVID-19. Oleh karena itu, peningkatan pengelolaan Laguna Wayag adalah hal yang sangat mendesak untuk memelihara fungsi ekologis kawasan ini.
Hal tersebut tidak hanya penting bagi kelangsungan populasi pari manta di Raja Ampat, tapi juga untuk menjaga fungsi ekonomi kawasan ini sebagai tujuan pariwisata bahari.
Berbagai risiko yang mengancam pari manta di Laguna Wayag
Kegiatan pariwisata di Laguna Wayag didominasi oleh wisatawan eksklusif yang menggunakan kapal pesiar. Namun, dalam beberapa tahun terakhir sebelum pandemi COVID-19, pariwisata massal yang menawarkan perjalanan sehari penuh ke Wayag juga menjadi alternatif yang makin populer.
Dalam satu waktu, paling tidak sebanyak lima kapal pesiar dan kapal besar berada di dalam Laguna Wayag. Kapal-kapal yang biasanya bermalam selama beberapa hari ini seringkali berlabuh tidak beraturan tepat di area makan anak-anak pari manta.
Selain itu, bocoran limbah dan bahan bakar dari kapal-kapal ini berpotensi menurunkan kualitas perairan di dalam laguna.
Para wisatawan biasanya mengeksplorasi setiap sudut Laguna Wayag dengan kapal cepat atau kayak. Kapal cepat yang melaju kencang berpotensi menabrak anak-anak pari manta yang seringkali makan dan menghabiskan banyak waktu di permukaan laut di dalam laguna.
Aktivitas pariwisata ini tentu berpotensi memberikan dampak negatif pada anak-anak pari manta karang yang tinggal di Laguna Wayag. Jika terus berlangsung dan tidak dikelola secara optimal, hal ini dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan dan bahkan mengancam kelangsungan anak-anak pari manta di Laguna Wayag.
Upaya mengatasi risiko
Hasil penelitian terbaru ini semakin membuka mata sejumlah pihak, khususnya pengelola kawasan konservasi, tentang pentingnya melindungi Laguna Wayag bagi kelangsungan pari manta di Raja Ampat.
Laguna Wayag merupakan bagian dari Kawasan Konservasi Kepulauan Waigeo Sebelah Barat dan Laut Sekitarnya yang saat ini dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang.
Untuk memastikan perlindungan anak-anak pari manta dan fungsi Laguna Wayag sebagai habitat pembesaran pari manta, Kementerian Kelautan dan Perikanan berkomitmen meningkatkan pengelolaan Laguna Wayag.
Upaya tersebut dilakukan dengan merevisi rencana zonasi dan rencana pengelolaan Kawasan Konservasi. Salah satunya dengan menetapkan zona inti di sebagian Laguna Wayag dengan akses sangat terbatas hanya untuk kegiatan penelitian atau pendidikan.
Sebagian besar kawasan Laguna Wayag juga direkomendasikan menjadi zona habitat pembesaran pari manta dengan pemanfaatan yang terbatas oleh pengguna Kawasan Konservasi, seperti wisatawan dan masyarakat lokal. Di zona ini, aktivitas perikanan tangkap, penggunaan jet ski, dan pelepasan jangkar kapal dilarang dilakukan.
Hanya aktivitas pariwisata, seperti menyelam (scuba diving), snorkeling, dan penggunaan kayak atau papan dayung, yang diperbolehkan. Aktivitas melihat anak pari manta masih diperbolehkan, namun ini hanya dilakukan dengan snorkeling dan harus mengikuti tata perilaku yang sudah ditetapkan.
Pemerintah sudah menerapkan tata perilaku ini sejak akhir 2017 di Manta Sandy, Selat Dampier, dan ini akan dijadikan panduan baku dalam wisata pari manta di seluruh Raja Ampat.
Pemerintah juga akan menerapkan sejumlah aturan secara ketat yang mencakup pembatasan jumlah kapal pesiar dan kapal cepat yang mengunjungi Laguna Wayag, pembatasan laju kapal cepat hingga kurang dari 5 knot di dalam laguna, dan penyediaan area tambat labuh kapal pesiar yang jauh dari pusat aktivitas anak-anak pari manta.
Apa selanjutnya?
Peningkatan pengelolaan dan perlindungan habitat pembesaran pari manta di Laguna Wayag adalah hal yang sangat mendesak dan membutuhkan komitmen yang kuat dan terus menerus.
Selain itu, riset juga harus terus dilakukan untuk mendukung upaya konservasi pari manta, tidak hanya di Raja Ampat, namun juga kawasan-kawasan lain di Indonesia dan negara lain.
Pasalnya, dalam lima dekade terakhir, populasi global hiu dan pari oseanik, termasuk pari manta, menurun hingga 71% akibat aktivitas perikanan yang meningkat signifikan.
Karena itulah, riset-riset untuk mengidentifikasi habitat-habitat penting dalam siklus hidup pari manta seperti area makan, stasiun pembersihan, dan area pembesaran sangat penting untuk terus dilakukan dalam mendukung upaya perlindungan spesies ini.