Ikan Pari Manta Lebih Bernilai Saat Hidup
TEMPO.CO , Jakarta:Menyelamatkan ikan Pari Manta ternyata lebih menguntungkan dibanding menangkapnya untuk dijadikan santapan. Pari Manta adalah salah satu jenis pari terbesar di lautan yang memakan plankton.
Dalam satu studi di Jurnal PloS ONE, di seluruh dunia, Pari Manta mampu menyumbang devisa US$ 140 juta dari sektor wisata. Hewan laut ini menjadi salah satu tujuan para penyelam dan wisatawan, bahkan mereka bersedia membayar lebih mahal untuk bisa melihat ikan pari ini dibanding hiu atau kura-kura.
Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa sebenarnya hewan-hewan yang hidup di lautan lebih berharga dibiarkan hidup dibanding menjadikannya sebuah komoditas dalam keadaan mati. Ikan Pari Manta ini juga lebih bernilai menjadi objek wisata ketimbang dijadikan lahan bisnis dimana daging dan insangnya diburu demi pengobatan tradisional Cina.
Dalam beberapa tahun terakhir, ikan Pari Manta telah menjadi sasaran empuk perburuan satwa, yang diyakini menjadi bahan pengobatan tradisional di Asia Timur. Namun dalam studi terbaru ini terungkap bahwa perdagangan insang ikan pari manta hanya bernilai sekitar US$ 5 juta per tahun, atau hanya sekitar 3,5 persen dari jumlah yang bisa mereka sumbangkan dari sektor wisata alam. Sebagai salah satu spesies yang lambat berkembang biak, ikan Pari Manta sangat rentan terhadap penangkapan secara berlebihan.
“Sebagai contoh di Indonesia, penghasilan nelayan dari berburu insang ikan Pari Manta diperkirakan sekitar US$ 400 ribu, sementara sektor wisata bisa menghasilkan lebih dari US$ 15 juta yang juga mendatangkan keuntungan bagi masyarakat. Dan ini akan terus berulang setiap tahun tanpa mengurangi populasi Pari Manta itu sendiri,” kata penulis dalam penelitian ini, Mary O’Malley.
Contoh lain, di Maladewa, melestarikan kehidupan Pari Manta mampu mendatangkan devisa hingga US$ 100 ribu per wisatawan.
Dan di wilayah Mikronesia, keberadaan satu Pari Manta saja yang dibiarkan hidup sepanjang waktu bisa memberikan keuntungan pendapatan US$ 1,9 juta dari wisatawan. Karena penurunan mereka di seluruh dunia, Pari Manta yang terdiri atas dua jenis yaitu Pari Manta raksasa (Manta birostris) dan Pari Manta terumbu (Manta alfredi) mendapat status perlindungan dari CITES (Konvensi Perdagangan Internasional untuk Spesies Flora dan Fauna Terancam Punah) baru-baru ini, dan dilindungi dengan status Appendix II. Hiu juga masuk dalam daftar perlindungan CITES, penelitian lain menemukan hiu ternyata juga lebih bernilai dalam keadaan hidup daripada mati.