Orang Bali yang Peduli Raja Ampat
Orang Bali yang Peduli Raja Ampat
By Wida Sulistyaningrum, Photos Yulius Tonak
Tanggal 25 Juni 2014, Kepala Distrik Salawati Utara, Bpk I Made Sada Kusuma, bersama anggota Babinsa dari Koramil, Anggota Satpol PP, tim dari Satgas P2L (pengendalian dan pengawasan laut) dan Conservation International melakukan inspeksi mendadak terhadap bagan ikan Puri yang beroperasi di kawasan Distrik Salawati Utara. Inspeksi mendadak (sidak) dilakukan dengan alasan meningkatnya jumlah bagan yang beroperasi di kawasan Salawati Utara, yang notabene menjadi kawasan konservasi. Sebanyak 13 bagan diperiksa kelengkapan dokumennya. Hasil pemeriksaan menunjukkan 10 bagan yang berasal dari Sorong terbukti melanggar ketentuan yang ada. Pelanggaran yang terjadi diantaranya tidak memiliki surat ijin penangkapan, surat ijin bagan sudah kadaluarsa dan lokasi beroperasinya bagan tidak sesuai dengan yang tertera di surat ijin operasi.
Selama sidak kemarin, Kepala Distrik Salawati Utara dan tim menyita peralatan bagan seperti lampu dan genset, serta surat ijin operasi kesepuluh bagan yang ada. “Sebaiknya sebelum bagan mengurus ijin ke DKP mereka juga berkoordinasi dengan kami agar kami bisa mengarahkan lokasi-lokasi mana yang sesuai untuk mencari tetapi tidak melanggar peraturan yang sudah ada,” demikian harapan pak Distrik saat diwawancara. Bagan sendiri merupakan alat tangkap yang berbahaya untuk perikanan tradisional masyarkat. Bagan Puri menangkap ikan-ikan puri yang menjadi makanan bagi ikan-ikan besar. Jika ikan puri tidak ada, maka masyarakat akan kesulitan untuk mendapatkan ikan besar untuk makanan sehari-hari atau sumber mata pencaharian mereka. Sidak bagan kali ini murni inisiatif Kepala Distrik Salawati Utara yang khawatir masyarakat Salawati susah mendapat ikan karena puri sudah habis. “Saya bangga jadi orang Bali, tapi lebih bangga lagi karena saya tinggal di Raja Ampat untuk ikut menjaga laut Raja Ampat”, kata I Made Sada Kusuma dengan lantang.