Follow Us!

Jejaring Konservasi Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) Gelar Kick-Off Meeting di Waisai

Jejaring Konservasi Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) Gelar Kick-Off Meeting di Waisai

IMG_9705IMG_9656IMG_9241IMG_0664IMG_0565IMG_0456IMG_0438IMG_0394IMG_0333IMG_0243IMG_0075DCIM100GOPRO

Jejaring konservasi Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) menggelar kegiatan Kick-Off meeting tahap transisi BLKB di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Acara yang digelar pada 15-18 September 2014 tersebut diikuti oleh jejaring konservasi BLKB dari Conservation International (CI), The Nature Conservancy (TNC), World Wildlife Fund (WWF), Universitas Negeri Papua (UNIPA), Yayasan Penyu Papua (YPP), Yayasan Kalabia Indonesia (YKI), Starling Resources, RARE, USAID, serta pemerintah provinsi dan kabupaten di Papua Barat untuk menandai dimulainya fase transisi (2014 – 2017) di BLKB.

“Acara ini untuk menguatkan komitmen dari semua pihak dalam rangka kerjasama untuk memastikan pengelolaan sumber daya hayati di wilayah BLKB yang efektif dan berkelanjutan untuk manfaat masyarakat lokal. Selain itu acara ini juga bertujuan untuk berbagi pengalaman, kisah sukses, pembelajaran, serta mengembangkan kolaborasi baru dan kemitraan,” kata Valentina Shita Prativi, Manajer Sekretariat BLKB.

Wakil Bupati Raja Ampat Drs. Inda Arfan hadir membuka kegiatan ini pada (15/9) di Waisai. Dalam kesempatan tersebut, Inda mengatakan bahwa hasil-hasil kerja konservasi yang telah berhasil selama ini harus terus dilanjutkan.”Contohnya di Kabupaten Raja Ampat saat ini telah dibentuk UPTD yang mendapat mandat untuk mengelola urusan konservasi. Ke depan, unit kerja inilah yang akan bertanggungjawab mengkoordinir kegiatan konservasi di wilayah Kabupaten Raja Ampat,” katanya.

Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) di Papua Barat, Indonesia, adalah pusat keanekaragaman hayati laut, yang terletak di jantung segitiga karang. BLKB memiliki keragaman karang tertinggi di dunia, dengan lebih dari 1720 spesies ikan karang dan 600 karang scleractinia (sekitar 75% dari total yang ada dunia). Di BLKB juga terdapat habitat penting spesies laut yang terancam punah, termasuk penyu dan cetacea.

Dengan lebih dari 40% penduduk desa di Papua Barat yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan semua masyarakat pesisir yang sangat bergantung pada sumber daya laut untuk makanan dan pendapatan, ekosistem laut BLKB menjadi sangat penting untuk sumber ketahanan pangan masyarakat lokal Papua. Ini juga membuktikan bahwa BLKB merupakan wilayah prioritas untuk konservasi laut. Dasar dari pekerjaan ini adalah pengembangan jaringan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD), yang sampai saat ini sudah mencakup 15 KKPD seluas 3.567.525 hektar (ha). Untuk tiga tahun ke depan, tahap transisi koalisi BLKB akan fokus untuk memastikan upaya konservasi yang berkelanjutan. ***

About the Author